Tuesday, February 28, 2006

Jewel In The Palace Episode 67

Tertekan karena diinterogasi oleh Ibu Suri dan Permaisuri, Selir Soo-waen jatuh pingsan dan akhirnya air ketubannya pecah. Jang-geum dan Shin-bi yang diberitahu langsung bergegas menyelamatkan kehamilan prematur itu, apalagi kondisi sang ibu yang lemah.

Meski bayi perempuannya lahir dengan selamat, jantung Selir LI sempat berhenti. Hal ini membuat Jang-geum panik dan berusaha sekuat tenaga menyelamatkan nyawa sahabat baiknya tersebut, dan saat berhasil, ia sadar bahwa kecelakaan tersebut diakibatkan oleh keputusan cerobohnya yang malah membahayakan orang-orang yang dicintai.

Begitu Selir Li alias Yeon-seng sadar, Jang-geum menghadap Raja untuk meminta supaya penunjukannya sebagai dokter pribadi dibatalkan. Bertepatan dengan itu muncul kabar buruk baru : putra Permaisuri jatuh sakit secara mendadak.

Ketika Raja menawari supaya Jang-geum memeriksa sang pangeran, Permaisuri menolak dan dengan memelas membeberkan isi pembicaraannya dengan Jang-geum beberapa waktu sebelumnya dan memohon maaf pada Raja atas tindakan cerobohnya itu.

Berpapasan dengan Jang-geum, Raja mengobrol dengan gadis itu dan menceritakan bahwa ucapan Jang-geum ketika kecillah yang menjadi alasannya berhasil menjadi pemimpin. Waktu kembali ke istana, ia menemukan Jeong-ho disana yang mendesak supaya Raja bisa memisahkan orang-orang yang setia dengan yang tidak.

Kedekatan Jeong-ho dengan Raja malah ditanggapi berbeda oleh para menteri senior, mereka menganggap pemuda itu sengaja melakukannya untuk mendapat simpati dan kedudukan tinggi sehingga otomatis Jeong-ho ikut dimusuhi bersama Jang-geum.

Di istana sebuah peristiwa besar kembali terjadi : pangeran putra Permaisuri terkena penyakit cacar yang saat itu dianggap mematikan. Hal ini kontan membuat seisi istana panik, tim dokter langsung dikerahkan untuk mencari cara menyembuhkan.

Mereka langsung bergerak cepat, tim dibagi dua untuk mencari tahu apakah ada pasien yang mengalami gejala sama dengan yang dialami Pangeran. Selidik punya selidik, akhirnya ketahuan bahwa ada seorang anak yang sedang diobati oleh Jang-geum,orang yang justru sedang dimusuhi pihak rumah sakit istana.

Monday, February 27, 2006

Jewel In The Palace Episode 66

Jeong-ho sadar bahwa perintah Raja tidak mungkin dibantah dan bakal menghadirkan konflik berkepanjangan. Tidak ingin gadis yang dicintainya kembali terlibat dengan politik istana yang kotor, Jeong-ho memutuskan untuk meneruskan rencana pelariannya dengan Jang-geum.

Benar saja, keputusan Raja langsung membuat seisi istana geger, pasalnya penunjukan perawat wanita sebagai dokter pribadi bertentangan dengan semua peraturan kerajaan. Tidak hanya itu, penunjukan Jang-geum akan membuat posisi rumah sakit kerjaan menjadi tidak jelas.

Sepanjang perjalanan, Jang-geum terus menanyai Jeong-ho soal penderitaan yang harus dialami pria itu setelah memutuskan bersama dengannya, namun dengan tersenyum Jeong-ho mengaku sanggup melewatinya. Keduanya berjalan sambil bergandengan tangan, bahkan saat menembus padang salju, Jeong-ho menggendong Jang-geum dipundaknya.

Sayang, beberapa saat menjelang kebebasan keduanya dicegat oleh pasukan istana yang dipimpin oleh atasan Jeong-ho. Diberi waktu berdua, pemuda itu berusaha mengajak Jang-geum untuk meneruskan pelariannya.

Namun dengan berlinang air mata gadis itu menolak karena tahu hal itu hanya akan membahayakan nyawa pria yang dicintainya. Berbeda dengan nasehat atasannya, Jeong-ho malah mendesak Jang-geum untuk menerima posisi sebagai dokter pribadi Raja karena ia yakin gadis itu tidak akan menyalahgunakan kekuasaannya.

Di istana, tak kurang dari Selir Soo-waen dan Daayng Utama Min meminta Jang-geum menolak supaya nyawanya tidak berada dalam bahaya. Berada dalam posisi terjepit dan nyarius semua orang menentangnya, Jang-geum akhirnya menerima tawaran tersebut.

Permaisuri dan Ibu Suri berusaha membujuk Raja untuk mengubah keputusan namun gagal, namun perkembangan baru kembali terjadi. Dari laporan seorang dayang, mereka malah mengira keputusan Jang-geum adalah berkat pengaruh Selir Soo-waen yang tak lain adalah sahabatnya sejak kecil.

Keputusan Jang-geum membuat Profesor Shin mengundurkan diri dari jabatannya, dan belakangan Won-baek menambahkan kalau rumah sakit kerajaan tidak akan mendukung gadis itu. Dari sekian banyak seteru baru, hanya Shin-bi yang betul-betul memahami motivasi Jang-geum yang murni.

Friday, February 24, 2006

Jewel In The Palace Episode 65

Keesokan harinya, Jang-geum akhirnya berterus-terang kalau yang diinginkan sebenarnya adalah bertemu Jeong-ho setiap hari. Sikap pria itu langsung berubah ketus dan melangkah pergi, namun rupanya itu hanya siasat Jeong-ho untuk mengerjai Jang-geum karena kemudian ia membalikkan tubuhnya sambil tertawa lebar.

Di istana, posisi Dayang Utama kembali bakal dikompetisikan karena petugas yang lama mengaku bakal mundur karena usia tua. Mendengar itu, Dayang Min yang semula berprinsip memilih hidup tenang memutuskan ikut, yang kontan membuatnya ditertawai sang asisten Jang.

Ketika terpilih, Dayang Min malah bingung setengah mati dan langsung mencari Jang-geum. Rupanya, wanita itu sangat tidak percaya diri mengingat para dayang Utama sebelumnya mempunyai kemampuan spesial. Namun, ucapan Jang-geum membuat semangat Dayang Min bangkit, ia bertekad meneruskan ajaran Dayang Jung dan Dayang Han.

Tak berapa lama, Jang-geum kembali dipanggil ke istana. Rupanya, Permaisuri menghadapi masalah berat karena dirinya dikelilingi banyak musuh yang menginginkan posisinya turun. Karena itu, ia meminta Jang-geum untuk kembali ke rumah sakit kerajaan.

Masalah yang terjadi ternyata lebih rumit dari itu, secara halus Jang-geum diminta untuk melenyapkan nyawa putra mahkota supaya putra Permaisuri-lah yang naik tahta. Hal ini kontan membuat gadis itu berada dalam dilema, biar bagaimanapun tugasnya sebagai dokter adalah menolong nyawa orang lain dan bukan mencabutnya.

Jang-geum hanya bisa memendam kesedihannya dalam-dalam, ia bahkan tidak bisa menceritakan rahasia besar itu pada Jeong-ho yang sempat mencetuskan niat untuk menikahinya dan pindah ke kota kecil. Apalagi, Permaisuri berulang kali menegaskan supaya Jang-geum membayar hutang budinya.

Untuk melupakan kemelut dihatinya, Jang-geum menghabiskan waktu seharian bersama Jeong-ho dan keduanya saling bertukar hadiah satu sama lain (ia memberikan benda kenangan peninggalan sang ayah pada Jeong-ho). Dengan membulatkan tekad, gadis itu memberanikan diri menghadap Permaisuri dan menuturkan tidak bisa melakukan yang diminta.

Ucapan tersebut rupanya terdengar oleh Raja, yang meminta Jang-geum menemuinya di tempat Selir Soo-waen secara rahasia. Meski didesak, gadis itu tetap menolak membeberkan apa yang dibicarakannya dengan Permaisuri dan lebih memilih mati.

Thursday, February 23, 2006

Jewel In The Palace Episode 64

Kematian Dayang Choi mendapat tanggapan senada dari semuanya, kecuali Geum-young yang menangis terisak-isak. Semua yang terlibat diusir dari istana dan dikirim ke pengasingan (kecuali Geum-young), dan Pan-sool meninggal dalam perjalanan.

Sebelum meninggalkan istana, Geum-young memberikan surat peninggalan Myeong-yi pada Jang-geum. Berpapasan dengan Jeong-ho saat berjalan keluar, dengan wajah sendu wanita itu meminta supaya saat bertemu di kehidupan mendatang, pria yang dicintainya itu tidak lagi meminta maaf.

Di hadapan Raja yang telah berjanji, Jang-geum menyampaikan tiga permohonan : supaya status Dayang Han dan ibunya Myeong-yi dikembalikan sebagai dayang istana yang mempunyai reputasi terhormat, dan kembali ke dapur kerajaan. Begitu melihat siapa Dayang Utama yang baru, Dayang Min dan asistennya Jang terkejut bukan main karena orang itu tak lain adalah Jang-geum.

Meski sudah lama tidak memasak, keahlian Jang-geum dalam meracik makanan ternyata tidak berkurang sedikitpun. Rupanya, ia hanya menjabat sementara sebagai Dayang Utama sampai ada pengganti posisi tersebut.

Tidak hanya itu, Jang-geum juga punya alasan lain kenapa ia meminta untuk ditempatkan di posisi prestisius itu : menuliskan kisah ibunya di catatan rahasia para dayang utama. Ketika berkeliling menginspeksi dapur, Jang-geum merasakan seolah dirinya bertemu dengan mendiang Dayang Han (seperti yang dijanjikan sang guru).

Dari belakang, Jeong-ho hanya bisa terpaku melihat Jang-geum menangis tersedu-sedu dihadapan tempat penyimpanan cuka sang guru. Belakangan karena tidak tahan mendengar cerita sedih Jang-geum, Jeong-ho menarik gadis itu dan mendekapnya erat-erat.

Ketika menghadap Raja untuk melaporkan tugasnya sebagai Dayang Utama telah selesai, Jang-geum terkejut mendengar pemimpin kerajaan itu masih mengingat dirinya saat masih kecil dan mengantar minuman anggur. Mendengar Jang-geum meminta supaya ditempatkan untuk bisa mengobati rakyat biasa, dengan berat hati Raja menyanggupinya.

Sebelum pergi, Jang-geum meminta tolong pada Shin-bi untuk menjaga Selir Soo-waen, yang langsung sedih mendengar sahabatnya memutuskan pergi dari istana untuk meningkatkan kemampuan pengobatannya. Saat berpamitan dengan Permaisuri, ia dipesankan untuk mau kembali ke istana setiap kali diminta.

Wednesday, February 22, 2006

Jewel In The Palace Episode 63

Keadaan semakin ruwet setelah Raja membaca surat wasiat dan memerintahkan supaya insiden bebek sulfur beberapa tahun silam diusut tuntas. Di penyelidikan, dengan berani Dayang Min membeberkan semua kejadian dan mendukung kesaksian Menteri Oh.

Namun Dayang Kepala Choi benar-benar licin, ia mampu memberi bukti bahwa saat kejadian insiden bebek sulfur dirinya sedang diasingkan sehingga tidak mungkin bisa berbuat macam-macam. Hal itu juga diperkuat oleh kesaksian sejumlah dayang lama.

Namun di saat terakhir kejutan lain muncul : Jang-geum dan Jeong-ho membawa masuk dokter Yon-saek yang ternyata masih hidup. Pertengkaran dan aksi saling tuding akhirnya terjadi antara Dayang Kepala Choi dan Menteri Oh, wanita licik itu bahkan berusaha melimpahkan kesalahan ke Jang-geum.

Usaha tersebut tidak membuahkan hasil, apalagi belakangan muncul bukti-bukti kuat dari Hung dan mantan Kepala Dayang Yong-shin yang menitipkan surat pada hakim. Dari para tertuduh, hanya Geum-young yang terdiam karena ia sadar kalau semuanya telah berakhir.

Begitu mendengar perintah Raja untuk menghukum semua yang terlibat (termasuk dokter Yon-saek dan Rie), para petugas istana langsung bertindak. Berusaha melarikan diri, Pan-sool akhirnya malah tertangkap oleh Duk-gu. Saat persidangan, Menteri Oh masih berusaha membela diri namun mati kutu ketika keterlibatannya dengan pemerintah Jepang dibongkar.

Dari semua tersangka ternyata masih ada satu yang lolos : Dayang Choi yang masih berusaha mencari perlindungan dari keluarga Raja. Sayangnya, kali ini semua usaha tersebut percuma karena tidak ada satupun dayang yang mau menolong. Bersembunyi di gudang, gerak-geriknya diketahui oleh Dayang Min yang kemudian memberitahu Jang-geum.

Bukannya memberitahu pihak petugas, Jang-geum memutuskan untuk masuk ke dalam gudang dan sambil menahan serangan Dayang Choi, dengan wajah sedih memohon supaya wanita itu menyerah sehingga Geum-young tidak harus menanggung semua penghinaan untuk keluarga Choi.

Dengan langkah gontai, Dayang Choi melangkahkan kakinya ke satu tempat : makam Myeong-yi. Disana, ia bersimpuh dan setelah puluhan tahun, mengakui semua dosa-dosanya didepan musuh bebuyutannya itu. Saat hendak menyerahkan diri, Dayang Choi terjauh ke jurang saat melihat sebuah pita yang mengingatkan pada masa lalunya, kemudian menyusul Dayang Han dan Myeong-yi di alam baka.

Tuesday, February 21, 2006

Jewel In The Palace Episode 62

Meski ditawari posisi sebagai Dayang Kepala seandainya berhasil, Yong-ro mendatangi Jang-geum dan memberitahu semuanya karena ia sadar Menteri Oh tidak bisa dipercaya. Di luar dugaan, Jang-geum menolak sambil mengatakan bahwa ia tidak akan melakukan hal yang dilanggar hukum.

Tak lama setelah itu, Jang-geum mendapat kejutan lewat kedatangan Dayang Choi yang meminta ditunjukkan makam Myeong-yi. Berlutut sambil mencucurkan air mata, Dayang Kepala Choi meminta supaya kesalahannya dimaafkan. Meski percaya, Jang-geum meminta supaya wanita yang dulu adalah sahabat ibunya itu untuk mengakui semua kesalahannya pada pihak berwajib.

Saat mau mendatangi Menteri Oh, Yong-ro berhasil ditangkap anak buah Pan-sool dan diancam akan dibunuh kalau tidak menurut. Posisi sang menteri licik itu sendiri semakin terancam setelah pasukan Jeong-ho mendapati bukti bahwa ada perjanjian rahasia antara Menteri Oh dengan kekaisaran Jepang.

Tidak ingin memberi kesempatan pada mantan sekutunya, Dayang Kepala Choi terus memberi tekanan (bahkan melaporkan Menteri Oh ke Ibu Suri). Bahkan saat Menteri Oh hendak menghadap ibunda Raja itu, Dayang Kepala Choi dengan akal bulusnya berhasil mencegah.

Mengira dirinya telah aman, Yong-ro malah ditemukan dalam keadaan tewas. Hal itu kontan membuat penyelidikan terhadap Menteri Oh terhambat, namun Dayang Kepala Choi punya cara lain untuk meyakinkan Menteri Oh. Dikamarnya, Selir Soo-waen menangis meratapi kepergian wanita yang dulu sempat dimusuhinya itu.

Rupanya Dayang Kepala Choi punya tujuan lain : sadar bahwa Jang-geum memegang surat wasiat tabib istana, ia sudah pasrah akan nasibnya dan hanya bisa berharap meski dihukum, setidaknya Geum-young masih bisa selamat dan bisa berusaha mengharumkan nama keluarga Choi di masa depan.

'Diseret' ke depan Ibu Suri dan diminta untuk menyerahkan surat wasiat peninggalan Yon-saek, Jang-geum akhirnya mengaku kalau dirinya sama sekali tidak punya surat yang disebut-sebut sebagai bukti itu. Masih mengira gadis itu memegang bukti, Dayang Kepala Choi meminta Yeul-yee untuk menyerahkan sebuah surat yang diaku sebagai surat wasiat pada petugas keamanan.

Dipecat langsung oleh Raja, Menteri Oh yang masih mempunyai kekuasaan berniat untuk membalas dendam pada keluarga Choi namun ia kalah cepat, surat wasiat dari Yeul-yee yang diakui ditulis oleh mendiang Yon-saek membuat dirinya harus berurusan dengan petugas keamanan.

Monday, February 20, 2006

Jewel In The Palace Episode 61

Jang-geum meminta supaya nama Dayang Han dibebaskan dari segala kejahatan yang dituduhkan padanya, namun Raja sendiri mengalami dilema karena hal itu berarti dirinya kembali harus menyaksikan perselisihan di lingkungan kerajaan.

Demi menggabungkan kekuatan, Dayang Kepala Choi berusaha merangkul kembali Yong-shin dan Menteri Oh untuk menghindari perselisihan terbuka. Orang pertama yang harus dikorbankan adalah Yon-saek, beruntung di saat genting Jeong-ho muncul dan mampu mengusir pembunuh bayaran yang ditugaskan Pan-sool.

Meski sadar kalau nyawanya diincar oleh komplotan keluarga Choi dan Menteri Oh supaya tidak buka mulut, Yon-saek masih ragu-ragu saat Jang-geum memintanya menjadi saksi. Belakangan, pria itu kedapatan meninggal karena bunuh diri.

Perkembangan itu membuat kubu Dayang Choi lega bukan main, sekaligus menjadi pukulan bagi Jang-geum. Namun ternyata gadis itu punya senjata rahasia, ia memanggil Dayang Kepala Choi dan Geum-young di tempat dimana cuka peninggalan Myeong-yi dan Dayang Han disimpan. Rupanya sebelum meninggal, Yon-saek meninggalkan surat wasiat yang berisi kejahatan Menteri Oh dan Dayang Choi.

Diberi kesempatan untuk bertobat dan minta ampun, Dayang Kepala Choi malah melaporkan semuanya pada Menteri Oh. Lewat penyelidikan, mereka menyimpulkan bahwa bisa jadi itu hanya akal-akalan Jang-geum untuk menjebak mereka. Tapi supaya aman, wanita licik itu setiap hari muncul di istana Permaisuri untuk melihat perkembangan.

Tidak hanya itu, Menteri Oh juga menugaskan bawahannya untuk memperdaya Duk-gu dan Joo-daek, mengalihkan perhatian keduanya, dan menggeledah rumah untuk mencari surat wasiat dokter senior Yon-saek. Namun, yang didapat malah surat cinta Duk-gu pada Joo-daek saat keduanya belum menikah.

Dari penyelidikan Menteri Oh akhirnya mengetahui latar belakang masalah Jang-geum dengan keluarga Choi yang diawali oleh dendam, ia mulai menyusun rencana untuk melimpahkan semua kesalahan pada sekutunya itu. Di tempat Geum-young, Jang-geum memohon pada bekas sahabatnya itu untuk mau bertobat (ia tahu bahwa Geum-young menggunakan metode Dayang Han untuk mengajari para dayang).

Bisa ditebak, wanita itu menolak karena satu hal : Jeong-ho yang dicintainya telah direbut Jang-geum. Untuk menyelamatkan posisinya, Dayang Kepala Choi memberi sejumlah uang pada Yon-ro dan meminta gadis itu menyingkir sampai semua masalah selesai. Siapa sangka, Menteri Oh juga memberi uang dalam jumlah besar supaya gadis itu mau bersaksi ke pengadilan.

Friday, February 17, 2006

Jewel In The Palace Episode 60

Dengan pengawalan ketat, Jang-geum mulai memeriksa berbagai sumber air yang biasa digunakan untuk minum dan mandi Raja. Di istana, diam-diam Dayang Kepala Choi mengutus orang untuk mengikuti Yeul-yee yang dicurigai sebagai orang yang memfitnah Geum-young.

Begitu tahu dalang dari semuanya adalah mantan atasannya, Dayang Kepala Choi mulai menyelidiki hubungan Yong-shin dengan Yeul-yee. Begitu tahu Jang-geum telah menemukan resep yang tepat, tanpa banyak bertanya Permaisuri langsung memerintahkan supaya semua bahan yang dibutuhkan segera disiapkan.

Malang bagi Jang-geum, Permaisuri langsung panik setelah kondisi sang suami memburuk dan memerintahkan Jang-geum dijebloskan ke penjara tanpa memberi kesempatan gadis itu memberi penjelasan. Siapa sangka, selnya dan Jeong-ho berseberangan dan pria itu bisa melihat betapa sedihnya Jang-geum.

Ternyata tidak hanya Jang-geum, Dayang Choi dan Geum-young ikut dijebloskan ke penjara. Keesokan harinya saat nyaris menjalani siksaan (yang dipimpin Menteri Oh), mendadak muncul Kasim Jung yang memerintahkan semua dihentikan karena Jang-geum harus menghadap Permaisuri. Benar saja, ternyata kondisi Raja mulai membaik.

Demi menyembuhkan Raja, Jang-geum tidak hanya menggunakan jarum akupunktur namun juga mengurut bagian belakang pemimpin kerajaan itu selama berjam-jam hingga matahari terbit keesokan harinya. Kerja keras tersebut terbayar lunas, saat membuka matanya Raja kembali bisa melihat dan membuat Permaisuri begitu gembira.

Ternyata, semua itu berhubungan dengan pemandian air panas dan air susu sapi yang biasa diminum Raja setiap hari. Keberhasilan itu membuat Menteri Oh dan Yon-saek pucat, karena merka tahu dalam waktu dekat kebohongan mereka bakal terbongkar. Hal pertama yang dilakukan Jang-geum adalah menemui Jeong-ho, mengucap terima kasih, dan memeluk pria itu erat-erat.

Mendengar kalau Jang-geum telah menjadi penyelamat, wajah Dayang Kepala Choi dan Geum-young (yang dibebaskan dari penjara) langsung berubah. Setelah misi pertama sukses, kini tugas Jang-geum dkk adalah membongkar kejahatan yang dilakukan Menteri Oh (sebuah hal yang tidak mudah), namun penemuan Jeong-ho membuka jalan ke arah sana.

Begitu mengetahui pria jahat itu mempunyai tambang perak tersembunyi, Jeong-ho berhasil menggerebek dan mengumpulkan sejumlah barang bukti. Di istana, Menteri Oh membalikkan semua fakta didepan Raja dengan menyebut Profesor Shin-lah yang berjasa serta menyalahkan Permaisuri atas semua kekacauan yang terjadi.